Thermal Analis
Kamis, 03 November 2011
Gambar Pendahuluan
THERMAL ANALIS
Pendahuluan
Dengan merubah temperatur pada suatu bahan uji, berbagai perubahan akan dialami oleh bahan tersebut.
Jika diambil air ( )sebagai contoh, dapat dirubah dari bentuk cair menjadi bentuk padat (es) dengan melepaskan calor sebesar 80 cal/gr pada suhu . Sebaliknya, jika temperatur air dinaikkan menjadi maka air akan berubah menjadi uap (gas) dan meyerap calor sebesar 540 cal/gr.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan kedalam suatu bentuk reaksi:
Padat <-> Cair <--> Uap (gas)
Bertahan dalam bentuk uap sekalipun dipanaskankan lebih lanjut
Gbr.1. Perubahan pada Air sebagai akibat temperatur pemanasan/pendinginan
Inilah yang disebut dengan panas pelumeran/peleburan dan panas uap secara berturut-turut. Senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi seperti poly ethilen, Nylon, poly phenil Chlorida adalah berbentuk lunak,homogen akan terurai bila dipanaskan pada temperatur tertentu. Bila Cupper Sulfate ( ) dipanaskan, molekul air kristal akan menguap secara bertahap dengan perbandingan 2:2:1 (seluruhnya 5 unit).
Dari keterangan diatas dapat dimengerti bahwa bahan dapat berubah kedalam beberapa cara sebagai akibat perlakuan pemanasan atau pendingan. Perubahan demikian tidak hanya terlihat dibagian luar saja, tapi dapat juga dilihat dalam bentuk Calori, berat,perubahan panjang dan tahanan listrik.
Untuk mengetahui perobahan sifat-sifat termal tersebut diatas, thermal Analis dapat dibagi atas:
1. Thermo Mecanikal Analis (TMA)
Kegunaannya:
untuk menhitung temperatur kritis, muai panjang (∆L) dan koefisien muai panjang (α)
2. Differential Thermal Analis (DTA)
Kegunaannya:
Untuk menghitung Temperatur kritis dan perubahan temperatur (∆t)
3. Themo Gravimetri (TG)
Kegunaannya:
Untuk menghitung Temperatur kritis dan perubahan berat (∆W)
4. Differential Scanning Calorimetry (DSC)
Kegunaannya:
Untuk menghitung Temperatur kritis dan perubahan dalam bentuk calori (cal)