MINYAK BUMI
Minyak
mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang
terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan
untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials“.
Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami
dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan,
temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama
proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang
berbeda di tempat yang berbeda.
Minyak
bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, sisanya
terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta
senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium,
kalsium, dan magnesium. Secara umum, komposisi minyak bumi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Table 1.1
Komposisi Elmental Minyak Bumi
Komposisi
|
Persentase
|
Hydrogen (H)
|
11-14
|
Sulfur (S)
|
0-3
|
Nitrogen (N)
|
0-1
|
Oksigen (O)
|
0-2
|
Sifat-sifat minyak
bumi bisa di bedakan atas sifat fisika dan kimia.
3.1.1 Sifat Fisika
1. Berat Jenis ( Density, Spesific gravity atau API gravity).
Berat jenis atau spesific gravity atau API gravity sering menunjukan secara kasar kualitas minyak
bumi tersebut. Makin kecil berat jenis atau SG minyak tersebut, mekin besar
APInya, makin bagus kualitasnya, maka minyak tersebut semakin banyak mengandung
fraksi ringan sehingga harga jualnya akan semakin tinggi. Begitu pula
sebaliknya jika SG rendah maka akan semakin buruk kualitas minyak bumi
tersebut.
2. Titik
tuang
Titik tuang (Pour Point) adalah suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa di
tuangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa mengalir oleh
beratnya sendiri. Dengan mengetahui titik tuang dari minyak bumi tersebut kita
dapat menghitug pada suhu berapa minyak bumi tersebut masih bisa di pompa, atau
tidak bisa di pompa, bisa di hitung berapa jumlah uap air (steam) yang di
butuhkan sebagai pemanas untuk menjaga agar minyak tetap dapat di pompa.
3.
Kekentalan (Viskositas)
Viskositas adalah
daya hambatan yang di lakukan oleh cairan untuk mengalir pada suhu tertentu.
Yaitu berupa bilangan yang menujukan mudah tidaknya suatu fluida mengalir pada
suhu tertentu. Viskositas merupakan
sifat yang sangat penting karna untuk menentukan perhitungan aliran dalam
transportasi minyak dan sebagai pelumasan. Semakin tinggi suhu maka minyak akan
semakin encer, begitu pula sebaliknya.
4.
Titik nyala (Flash point)
Titik nyala adalah suhu terendah
dimana minyak bumi apabila di panaskan, sudah memberikan uapnya yang cukup
campurannya dengan udara sehingga akan menyala sekejap apabila diberi sumber
nyala api. Flash point perlu di
perhatikan untuk keamanan transportasi dan penimbunan minyak dan gas bumi.
Makin tinggi °Apinya makin ringan minyak tersebut maka makin rendah flash pointnya atau titik nyalanya/makin
mudah terbakar.
5.
Warna
Warna pada minyak bumi pada
umumnya brhubungan dengan berat jenisnya. Jika berat jenisnya tinggi maka warna
minyak yaitu hijau kehitam-hitaman, sedangkan jika ringan berat jenisnya maka
warnanya coklat kehitam-hitaman. Warna pada minyak bumi di sebabkan karena
adanya pengotoran, misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena hidrokarbon
sendiri tidak memperlihatkan warna tertentu.
6.
Flouresensi
Sifat flouresensi yaitu jika
tekena sinar ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa.
Warna flouresensi minyak bumi yaitu kuning sampai kuning keemasan dan kelihatan
sangat hidup. Sifat flouresensi bermanfaat untuk identifikasi, sedikit saja
minyak bumi terdapat pada kepingan batuan atau lumpur pemboran akan mudah
terdetekksi dengan sinar lampu ultra-violet.
7.
Indeks Refraksi
Minyak
bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1,3 sampai 1,4.
Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau berat jenis.
Makin tinggi berat jenis atau makin rendah APInya akan semakin tinggi pula
indeks refraksinya.
8.
Bau
Minyak bumi ada yang berbau sedap
ada pula yang tidak, yang biasanya sebabkan oleh pengaruh melekul aromat.
Minyak bumi yang berbau tidak sedap biasanya di sebabkan karena mengandung
senyawa nitrogen ataupun belerang. Golongan parafin dan naften biasanya
memberikan bau yang sedap.
9. Nilai Kalori
Nilai kalori minyak bumi adalah
jumlah panas yang di timbulkan oleh satu gram minyak bumi, yaiitu dengan
meningkatkan temperatur satu gram air dari 3,5 derajat celsius sampai 4,5
derjat celsius, dan satuannya adalah kalori atau Btu atau MJ (mega juole).
10.
Kandungan Belerang
Kandungan belerang biasanya
dinyatakan dalam persen berat,harganya berkisar antara 0,05-5,5% berat. Minyak
mentah yang berkadar belerang di atas 0,5 % biasanya disebut “sour crude”, minyak jenis ini harganya
murah karena di perlukan biaya lingkungan, agar tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan minyak tersebut harus dihilangkan belerangnya pada proses
pengilangan.
11.
Kadar Garam
Kadar garam minyak mentah
dinyatakan dengan banyaknya garam dapur (NaCL) yang terkandung di dalamnya.
Garam ini bisa menimbulkan persoalan korosi berat pada proses di kilang minyak.
Proses penghilangan garam biasanya di laksanakan pada peralatan desalter yang
prinsip kerjanya berdasarkan alat elektrolis dengan memanfaatkan tenaga
listrik.
12.
Kandungan Karbon
Karbon sisa setelah pirolisa
minyak mentah biasanya ditentukan dengan metode
Ramsbottom (RCR) atau Conradson
(CCR).RCR/CCR ini hubungannya dengan kandunga bahan asphaltis (Asphaltene content) dan Lube oil Recovery. Semakin rendah
harganya biasanya semakin bagus lube oil recoverinya.
13.
Kadar Nitrogen
Nitrogen biassanya tidak
dikehendaki dalam minyak mentah, karna senyawa nitrogen bisa meracuni beberapa
jenis katalis. Biasanya jika kadar nitrogen lebih dari 0.25% akan dilakukan
proses penghilangannya.
14.
Sifat Distilasi
Sifat distilasi dari minyak mentah
sangat penting bagi perencana proses di kilang. Distilasi yang biasa dilakukan
untuk evaluasi minyak bumi adalah distilasi TBP
(True Boiling Point), distilasi Hempel, dan Oldershow. Untuk evaluasi long
residu di pakai distilasi vacum.
3.1.2 Sifat Kimia
Sifat kimia berkaitan dengan
reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada minyak bumi yaitu :
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana adalah zat yang sukar
bereaksi sehingga disebut paraffin, artinya memiliki afinitas kecil. Pada alkana
reaksi-reaksi penting yang terjadi adalah:
a.
Pembakaran
Alkana
akan mengalami pembakaran menjadi CO2 dan H2O jika terjadi pembakaran sempurna.
Jika pembakarannya tidak sempurna dihasilkan CO, partikel karbon dan H2O .
b.
Substitusi
Substitusi adalah reaksi
penggantian atom H dengan atom gugus lain. Salah satu reaksi substitusi yang
biasa terjadi adalah halogenasi yakni pergantian atom H oleh atom-atom halogen
(F2, Cl2, Br2, dan I2.
Contoh
Klorinasi (penggantian H dengan Klorin) pada metana.
c.
Perengkahan atau cracking
Reaksi perengkahan adalah
pemotongan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
2) Reaksi-reaksi
Alkena
Alkena dapat mengalami reaksi-reaksi sebagai
berikut :
a.
Pembakaran
Sama dengan alkana, alkena juga
dapat mengalami pembakaran yang menghasilkan CO2 dan H2O (jika merupakan
pembakaran sempurna).
b.
Adisi
Adisi
menghasilkan rekasi penjenuhan ikatan rangkap.
c.
Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan
molekul sderhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
d.
Substitusi
Pada alkena reaksi substitusi yang
diperkenalkan adalah halogenasi yakni penggantian atom H dengan atom Halogen
seperti F, Cl, Br, dan I.
3) Reaksi-reaksi Alkuna
Alkuna
mengalami reaksi-reaksi seperti halnya alkena. Salah satu yang terpentingadalah
adisi.
3.2 PRODUK MINYAK BUMI
Produk-produk minyak bumi sangat
bermacam-macam antara lain yang berupa cair maupun gas. Minyak dan gas hasil
pengolahan di dapat dari rentetan proses pengolahan pencampuran (Blending)
untuk mendapat produk minyak sesuai yang di inginkan.
3.2.1
Produk BBM ( Bahan Bakar Minyak )
Premium
Premium (RON 88) : Premium adalah
bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning
tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye).
Minyak Tanah ( Kerosene )
Minyak tanah (bahasa Inggris:
kerosene atau paraffin), adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah
terbakar. Nama kerosene diturunkan
dari bahasa Yunani keros (κερωσ,
malam). Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada
150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15).
Solar
Minyak solar adalah bahan bakar
jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Minyak solar ini biasa
disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel
Oil, High Speed Diesel.
Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah hasil
penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur
rendah.
Minyak Bakar
Minyak bakar adalah hasil
distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari
proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah
hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel.
Minyak bakar juga sering dikenal dengan istilah fuel oil.
3.2.2
Produk BBK ( Bahan Bakar Khusus )
Avgas
Avgas adalah bahan bakar yang di
gunakan untuk pembakaran pesawat udara jenis Spark Ignition atau Internal
Combotion Engine Piston Type yang dinyalakan dengan busi. Fungsi bahan
bakar disini adalah untuk menghasilkan tenaga mekanik dari tenaga kimia hasil
pembakaran yang di hasilkan dari/oleh adanya suatu tekanan yang di hubungkan
dengan suatu poros untuk menggerakan roda. Avgas merupakan hasil pengolahan
minyak bumi dari fraksi gasolin yang paling rumit dalam proses penyediaannya
dan harus memenuhi standar yang ketat.
Avtur
AVTUR adalah bahan bakar dari
fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar pesawat terbang yang
menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang pembakaran eksternal (External Combustion Engine).
Kinerja/kehandalan AVTUR terutama ditentukan oleh karakteristik kebersihannya,
pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Berdasarkan spesifikasi
tersebut, AVTUR harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki
titik beku (freeze point) maksimum
-47°C dan titik nyala (flash point)
minimum 38°C (100° F).
Pertamax
Pertamax (RON 92) : ditujukan
untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang
diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara
dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
Pertamax Plus
Pertamax Plus (RON 95) :
Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC).
Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus
sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5
dan juga yang menggunakan teknologi Electronic
Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI),
Turbochargers dan catalytic
converters.
3.3 BAHAN
BAKAR MINYAK
Bahan bakar minyak yang ada
sekarang dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari
perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum.
Cairan ini mengandung hidrokarbon. Atom-atom karbon dalam minyak mentah ini
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan membentuk rantai panjang yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki
sifat dan kelakuan yang berbeda pula. CH4 (Metana) merupakan molekul
paling “ringan”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah Metana, Etana,
Propana, dan Butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud
gas, dengan titik didih masing-masing -107 0C , -67 0C , -43 0C , dan -18 0C. Berikutnya, dari C5
– C18 berwujud cair,dan mulai dari C19 keatas
berwujud padat. Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan
titik didihnya, sehingga kita bisa memisahkan hidrokarbon ini dengan cara
destilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk
memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
Kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya,
yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti
minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan
fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya. Kolom distilasi berupa bejana
tekan silindris yang tinggi (sekitar 40m) dan di dalamnya terdapar tray-tray yang
berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap keatas. Fraksi
hidrokarbon berat mengumpul dibagian bawah kolom, semetara fraksi-fraksi
hidrokarbon yang ringan akan mengumpul dibagian-bagian kolom lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproes
lebih lanjut diunit-unit proses yang lain, seperti : Fluid Catalytic Cracker, dll. (http://id.wikipedia.org/wiki/kilang_minyak# Proses_Distilasi).
3.4 Proses Pendistribusian BBM
PT.
PERTAMINA (Persero) merupakan pemasok Bahan bakar minyak di seluruh wilayah
Banten seperti Kota Cilegon, Kota Serang, Lebak, Rangkas Bitung, Kota
Tangerang, Kab.Tangerang. PT. PERTAMINA (Persero) tg.Gerem mendistribusikan minyak yang sudah jadi bahan
bakar minyak, minyak tersebut berasal dari kilang-kilang minyak milik
PERTAMINA, dan ada juga yang diimpor dari luar seperti dari Singapura, dan
Vietnam yang khusus mengimpor bahan bakar minyak jenis premium, karena persediaan
premium dikilang minyak Indonesia tidak banyak, sedangkan pemakainya sangatlah
banyak.
Proses
penyaluran minyak dari kilang minyak hingga sampai di konsumen memerlukan
beberapa tahap. Adapun prosesnya, minyak yang sudah jadi dari kilang-kilang
minyak dan telah lulus pengecekan di transfer ke kapal tanker, setelah itu
kapal sandar di dermaga, sebelum dilakukan discharge dilakukan pengecekan kembali kemudian dari
kapal discharge ke tangki timbun setelah minyak berada ditangki timbun
dilakukan kembali pengecekan oleh orang timbun secara kasar yaitu menggunakan
alat Hidrometer dan thermometer untuk mengetahui density dan suhu nya, lalu
dari tangki timbun minyak dapat disalurkan ke konsumen SPBU, dan
industri-industri dengan menggunakan mobil tangki.
3.5 BBM (Bahan Bakar Minyak) Sisa Analisis
Dalam
melakukan analisis bahan bakar minyak banyak menghasilkan sisa sample, di
Laboratorium PT. PERTAMINA (Persero) sample sisa analisis awalnya di tampung
dalam ember besar, jika sudah tidak cukup sisa sample tersebut dipindah ke
dalam drum, kemudian pihak laboratorium membuat berita acara berupa pemusnahan
sample kepada pihak LK3 agar memindahkan sisa sample analisis ke drying bath.
Sisa sample tersebut belum dikatakan sebagai limbah melainkan dikatakan sebagai
minyak kotor karena masih dapat diolah kembali. Minyak kotor yang telah berada
dalam drying bath tidak langsung diproses, tetapi didiamkan selama 90 hari
sambil menunggu drying bath itu terisi penuh dengan minyak kotor baik dari sisa
analisis sample maupun dari tangki minyak lainnya dan juga berfungsi untuk
memisahkan minyak dengan air. Setelah didiamkan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, minyak yang berada dalam drying bath di masukkan dalam settling
tank kemudian diproses. Setelah selesai diproses diambil beberapa ml minyak
kotor tersebut untuk di analisis, jika hasil analisis tersebut On spec maka minyak itu disimpan kedalam
tangki MFO dan dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar, tetapi jika hasil
analisis tersebut Off spec maka
minyak tersebut tidak dapat digunakan kembali dan harus dilakukan pemusnahan. Pemusnahan dilakukan oleh pihak
perusahaan lain yang menangani pemusnahan sisa sample yang mempunyai ijin dari
pihak LH (Lingkungan Hidup) agar pemusnahan tersebut tidak merusak
lingkungan.
3.6 Bahan Bakar Minyak yang didistribusikan
Premium
Penggunaan
premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin
bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar
ini sering juga disebut motor gasoline
atau petrol.
Minyak Tanah (Kerosene)
Pada
suatu waktu minyak tanah banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi
sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal
Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari minyak tanah dikenal
sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket.
Solar
Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua
jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 Rpm), yang juga dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur
kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih.
Minyak Diesel
Minyak Diesel biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat
diterima oleh Medium Speed Diesel Engine
di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
Minyak Bakar
Secara umum kegunaan minyak bakar adalah untuk bahan bakar pengapian
langsung pada industri - industri besar, PLTU dan juga digunakan sebagai salah
satu alternatif bahan bakar pada industri menengah kecil lainnya. Minyak bakar
juga sering dikenal dengan istilah fuel oil.
3.7 Parameter Uji BBM (Bahan Bakar Minyak)
Dalam
setiap pendistribusian mutlak dilakukan analisis terlebih dahulu untuk
mendapatkan kualitas BBM yang sesuai dengan standar. Hal-hal yang penting dalam
setiap analisis adalah menentukan parameter yang harus di uji.
Berikut adalah
parameter-parameter uji analisis premium :
1.
Colour
2.
Density
3.
RVP
(Reid Vapour Pressure)
4.
Sulphur
Content
5.
Distillation
Berikut adalah
parameter-parameter uji analisis Minyak Tanah (Kerosene) :
1.
Density
2.
Flash
Point Able
3.
Sulphur
content
4.
Smoke
Point
5.
Distillation
Berikut adalah
parameter-parameter uji analisis Solar :
1.
Colour
2.
Density
3.
Flash
Point
4.
Pour
Point
5.
Sulphur
Content
6.
Distillation
7.
Cetane
Number
8.
Viscosity
Berikut adalah
parameter-parameter uji analisis Minyak Diesel & Minyak Bakar :
1.
Density
2.
Sulphur
content
3.
Viscosity
4.
Flash point
5.
Water
content
6.
Sedimen
7.
CCR
(codrason carbon residue)
0 komentar:
Posting Komentar