Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan
dalam kadar mg per liter air atau part per million (ppm). Koi akan
mulai megap megap dan kekurangan oksigen bila kadar udara terlarut dalam
air di bawah 4 mg/l. tingkat saturasi udara dalam air juga akan
berkurang seiring dengan naiknya temperatur air. Tanaman dan algae di
siang hari akan berfotosintesis mengkonsumsi CO2 dari udara dan
memberikan suply 02 ke air, sebalikanya pada malam hari akan
mengkonsumsi 02 yang ada dalam air. Selain Koi, bakteri pengurai dalam
ekosistem kolam di bio chamber juga akan mati jika kadar udara dalam air
makin rendah di bawah 3mg/l. Kondisi ini juga yang menjelaskan tidak
disarankan untuk memberikan makan koi pada malam hari, sebaiknya
dilakukan di pagi hari dan siang / sore. Rendahnya tingkat DO juga
menjadi penyebab terjadinya amoniak booming, dimana bakteri penguari
tidak dapat berfungsi secara maksimal dalam proses siklus nitrifikasi.
Jika terjadi masalah dalam aliran listri misalnya mati, maka secara
perlahan kadar oksigen dalam air akan menipis dan habis. Biasanya ikan
ukuran kecil yang duluan akan bermasalah dan kemudian ikan ukuran besar.
Jika kondisi inin berlangsung di atas 4-5jam, maka bakteri pengurai
juga akan ikut mati. Untuk itu disarankan setelah aliran listrik pulih,
air yang di chamber filter di kurangin sebagian besar diganti dengan air
baru untuk mengurangi risiko. Bagimana caranya untuk meningkatkan DO? berbagai cara dapat dilakukan
untuk meningkatkan DO, termasuk membuat aerasi melalui mesin aerator di
kolam dan chamber filter, membuat system venturi di saluran akhir
sirkulasi, membuat air terjun atau system bakki shower. Intinya adalah
bagaimana meniciptakan sebanyak mungkin kontak antara permukaan air
dengan udara. Ini juga yang menjelaskan kenapa sistem aerasi dengan
butir udara yang lebih kecil lebih bagus dibanding dengan butir udara
yang lebih besar. Juga menjelaskan kenapa tingkat saturasi udara akan
lebih tinggi di permukaan air dibanding dengan dasar kolam. Semakin
dalam kolam, makan tingkat saturasi udara akan semakin kecil, untuk itu
untuk kolam koi dengan dedalam lebih dari 1 meter harus memiliki mesin
aerator yang bagus dan kuat. Untuk mengurangi temperatur, dapat
dilakukan dengan menutrup sebagian permukaan kolam memakai paranet atau
sejenisnya. Populasi ikan berlebih juga akan menajadi salah satu
penyebab rendahnya kadar DO lama air.
Untuk itu sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan reguler atas
DO air kolam dan temperatur dengan mempergunakan alat yang memiliki
akurasi tinggi seperi DO meter. Kebanyakan DO meter juga dapat berfungsi
untuk mengukur temperatur air. DO yang ideal adalah di atas 6 mg/L
dengan kisaran temperatur sektra 24-27 derajat C.
Analisis Oksigen Terlarut
Analisis oksigen terlarut dapat ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan :
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH)2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI
b. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
Metode Winkler
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan :
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
\I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI
Kelebihan dan Kelemahan Metode Winkler
Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis, teliti dan akurat apabila
dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan
dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya,
standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan
mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan
cara DO meter, harus
diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu
dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen
terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat
yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil
penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen
terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan
cara WINKLER penambahan indikator amylum harus dilakukan pada saat
mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena
akan menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula.
Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan
karena I2 mudah menguap. Dan ada yang harus diperhatikan dari
titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi
iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan.
Penanggulangan kelebihan/kekurangan kadar oksigen terlarut
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara :
1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar oksigen terlarut akan menurun.
2. Menambah
kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis semakin
berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi
bahan – bahan organik dan anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara :
1. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen terlarut akan naik.
2. Mengurangi
kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.
3. Mengurangi
bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan
organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
4. Diusahakan agar air tersebut mengalir.
0 komentar:
Posting Komentar