PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
PLC (Programmable Logic Controller) diperkenalkan pertama kali pada
tahun 1969 oleh Richard E. Morley yang merupakan pendiri Modicon Corporation.
Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA) PLC didefinisikan
sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran tetap terkontrol.
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran tetap terkontrol.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan
atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan
dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis
mikroprosesor integral. PLC
menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk
mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan
kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun
digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan
oleh PLC sendiri
merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut
untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu
terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan
sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah
umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah
proses sekuensial (sequential process).
Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat
sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif
banyak.
PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi
dalam industri, untuk memonitor proses, dan untuk menggantikan hard wiring control dan memiliki
bahasa pemrograman sendiri. Akan tetapi PLC tidak sama akan personal computer
karena PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli
listrik di industri yang tidak harus mempunyai skill elektronika yang tinggi
dan memberikan fleksibilitas kontrol berdasarkan eksekusi instruksi logika.
Karena itulah PLC semakin hari semakin berkembang baik dari segi jumlah input
dan output, jumlah memory yang
tersedia, kecepatan, komunikasi antar PLC dan cara atau teknik pemrograman.
Hampir segala macam proses produksi di bidang industri dapat diotomasi dengan
menggunakan PLC. Kecepatan dan akurasi dari operasi bisa meningkat jauh lebih
baik menggunakan sistem kontrol ini. Keunggulan dari PLC adalah kemampuannya
untuk mengubah dan meniru proses operasi di saat yang bersamaan dengan
komunikasi dan pengumpulan informasi-informasi vital.
Operasi pada PLC terdiri dari empat bagian
penting:
1. pengamatan nilai input
2. menjalankan program
3. memberikan nilai output
4. pengendalian
Dari kelebihan diatas PLC juga memiliki
kekurangan antara lain yang sering disoroti adalah bahwa untuk memrogram suatu
PLC dibutuhkan seseorang yang ahli dan sangat mengerti dengan apa yang
dibutuhkan pabrik dan mengerti tentang keamanan atau safety yang harus dipenuhi. Sementara itu orang yang terlatih
seperti itu cukup jarang dan pada pemrogramannya harus dilakukan langsung ke
tempat dimana server yang
terhubung ke PLC berada, sementara itu tidak jarang letak main computer itu di tempat-tempat
yang berbahaya. Oleh karena itu diperlukan suatu perangkat yang mampu
mengamati, meng-edit serta
menjalankan program dari jarak jauh.
Programmable
Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah
digunakan (user
friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan
tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2].
Definisi Programmable Logic
Controller
menurut Capiel
(1982) adalah :sistem
elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan
operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O
dijital maupun analog [3].
Berdasarkan
namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan
program yang
telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2.
Logic, menunjukkan
kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni
melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3.
Controller, menunjukkan
kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output
yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian
relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh
orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara
khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan
dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software
yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja
berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu
yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan
yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian
sistem yang memiliki output banyak.
Fungsi dan
kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan
secara khusus [4]. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1.
Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2.
Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas)
atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.
Sedangkan
fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical
Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk
kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai
ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai
untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainya.
Prinsip kerja
sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai
dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran
untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
Keuntungan dan Kerugian PLC [2][5]
Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan
terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya
masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan
diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:
Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat
elektronik yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal
sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC
kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan dengan programnya
masing-masing.
Perubahan dan pengkoreksian
kesalahan sistem lebih mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau
dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di
komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya.
Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan
dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.
Jumlah kontak yang banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC
pada masing-masing coil lebih banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah
relay.
Harganya lebih murah
PLC mampu menyederhanakan banyak
pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih
murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan
pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay,
timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
Pilot running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan
dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau laboratorium. Programnya dapat
ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal
ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay konvensional yang
diuji dengan hasil terbaik di pabrik.
Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada
PLC dapat dilihat pada layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati
bila terjadi.
Kecepatan operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat
dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam
satuan millisecond.
Metode Pemrograman Ladder atau
Boolean
Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan
pemrograman ladder bagi teknisi, atau aljabar Boolean bagi programmer yang
bekerja di sistem kontrol digital atau Boolean.
Sifatnya tahan uji
Solid state device lebih tahan uji
dibandingkan dengan relay dan timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid
state device sehingga bersifat lebih tahan uji.
Menyederhanakan
komponen-komponen sistem kontrol
Dalam PLC juga terdapat counter, relay
dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen
tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer ataupun
komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.
Dokumentasi
Printout dari PLC dapat langsung diperoleh
dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relay yang printout
sirkuitnya tidak dapat diperoleh.
Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat
dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan diprogram. Jadi tidak ada orang yang
tidak berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC tersebut dikunci.
Dapat melakukan pengubahan
dengan pemrograman ulang
Karena PLC dapat diprogram ulang secara
cepat, proses produksi yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan
dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pada bagian B dapat
diprogram ulang dalam satuan detik.
Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian
pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang
besar seperti pada pengendali konvensional.
Selain
keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh
PLC, yaitu:
Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem kontrol lama yang
menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit
bagi sebagian orang
Buruk untuk aplikasi program
yang tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi
dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus.
Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak
sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan
memboroskan (biaya).
Pertimbangan lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan
mungkin mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan
alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus,
mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.
Operasi dengan rangkaian yang
tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak
diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol
lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara
periodik.
Bagian-Bagian PLC
Sistem PLC
terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:
Central
processing unit (CPU). Bagian ini merupakan otak
atau jantung PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi /
pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan
pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal
bus antara PLC, memory dan unit I/O.
Bagian CPU ini antara lain adalah :
Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.
Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile.
Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only Memory), dan tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan modul EEPROM atau Electrically Erasable Programmable Read Only Memory yang ditujukan untuk back up program utama RAM prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak [6].
Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap jalan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain tepat sampai pada waktunya
Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus.
Programmer
/ monitor (PM). Pemrograman dilakukan melalui keyboard
sehingga alat ini dinamakan Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa yang
diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang
besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld programmer
dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM
dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai diprogram maka PM
tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC, sehingga bagian ini hanya
dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.
… (deleted)…
Modul
input / output (I/O).Input merupakan bagian yang menerima
sinyal elektrik dari sensor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC
untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya
tergantung dari input
yang akan digunakan. Jika input adalah limit switches dan
pushbutton dapat
dipilih kartu input
DC. Modul input analog adalah kartu input khusus yang menggunakan ADC (Analog to Digital
Conversion) dimana kartu ini digunakan untuk input yang
berupa variable seperti temperatur, kecepatan, tekanan dan posisi. Pada umumnya
ada 8-32 input point
setiap modul inputnya.
Setiap point akan ditandai sebagai alamat yang unik oleh prosesor.Output adalah
bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil pemrosesan PLC ke peralatan
output. Besaran informasi / sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan
listrik antara 5 – 15 volt DC dengan informasi diluar sistem tegangan yang
bervariasi antara 24 – 240 volt DC mapun AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point
dalam sebuah single
module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang
menggunakan DAC (Digital
to Analog Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai
dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10
volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya digunakan pada peralatan seperti
motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices.Bila
dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul
ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin
saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.
Printer. Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.
Printer. Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.
The Program Recorder / Player.
Alat ini digunakan
untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy disk.
Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan
adanya hard disk yang digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang
telah direkam ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program
aslinya hilang atau mengalami kesalahan.
Untuk
operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer
utama (master
computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses
yang mengkoodinasi banyak Sistem PLC .
Konsep Perancangan Sistem Kendali dengan PLC [7][8]
Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-pendekatan
sistematis dengan prosedure sebagai berikut :
1.
Rancangan Sistem Kendali
Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa yang
akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang
dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang
sering secara umum disebut dengan controlled system.
2.
Penentuan I/O
Pada tahap ini semua piranti masukan dan
keluaran eksternal yang akan dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan
dapat berupa saklar, sensor, valve dan lain-lain sedangkan piranti keluaran
dapat berupa solenoid katup elektromagnetik dan lain-lain.
3.
Perancangan Program (Program Design)
Setelah ditentukan input dan output maka
dilanjutkan dengan proses merancang program dalam bentuk ladder diagram
dengan mengikuti aturan dan urutan operasi sistem kendali.
4.
Pemrograman (Programming)
5.
Menjalankan Sistem (Run The System)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya
kesalahan-kesalahan satu persatu (debug), dan menguji secara cermat sampai kita
memastikan bahwa sistem aman untuk dijalankan.
selain
fungsi yang telah diceritakan sebelumnya … PLC di pakai juga untuk Emergency
Shutdown System (ESD) karena responnya yang cepat dibandingkan DCS ….
berikut
adalah jenis PLC Programming berdasarkan IEC-61131-3 .. ada lima bahasa
pemrograman yang diakui oleh standar ini..
-
Ladder Diagram (LD)
- Function Block Diagram (FBD)
- Instruction List (IL)
- Structure Text (ST)
- Sequential Function Chart (SFC)
yang
paling sering dipakai adalah LD … tapi saya lebih senang kalo pake FBD.
Memang tergantung background lah … kalo orang listrik lebih familiar dengan LD … karena rancangan PLC dari awal adalah menggantikan sistem konvensional relay yang buanyak banget wiring nya …. Sedangkan kalo anak kuliahan biasanya lebih senang FBD karena biasanya sudah familiar dengan Sistem Digital (Diagram Block AND, OR, dll)
Memang tergantung background lah … kalo orang listrik lebih familiar dengan LD … karena rancangan PLC dari awal adalah menggantikan sistem konvensional relay yang buanyak banget wiring nya …. Sedangkan kalo anak kuliahan biasanya lebih senang FBD karena biasanya sudah familiar dengan Sistem Digital (Diagram Block AND, OR, dll)
Manufacturer
atau pembuat PLC diantaranya sebagai berikut:
Protokol
Komunikasi yang dipakai untuk masing2 merek PLC pun berbeda2 … tetapi
biasanya ada semacam konverternya biar bisa berkomunikasi dengan yang lain ..
semacam konverterlah … tapi tidak semua ….
Berikut jenisnya untuk masing-masing merek PLC
- Modicon Quatum (Modbus, Modbus+, Modbus TCP/IP, etc)
- Allen Bradley (DH+, DH-485, DeviceNet, ControlNet, etc)
- SIEMENS (MPI, Profibus DP, ethernet, etc)
- dll
A. Sejarah
Pada mulanya mesin dikendalikan oleh alat alat mekanik yang menggunakan gear ( Perbandingan rasio gigi ), levers ( Pengungkit) dan peralatan dasar mekanik lainnya. Sebagai dasar kebutuhan yang semakin kompleks maka dibutuhkan suatu sistem kontrol yang lebih canggih. Sistem ini terdiri dari relay dan element switch control. Elemen elemen ini diperlukan sebagai persyaratan untuk menyediakan kebutuhan logika kontrol untuk tipe operasi mesin tertentu. Hal ini mungkin bisa diterima untuk mesin mesin yang tidak pernah dirubah atau dimodifikasi.
Hardware relay tidak praktis dan menyita banyak waktu apabila diinginkan untuk memodifikasinya dan menginstalnya kembali dan mungkin akan timbul bugs bugs kecil yang mungkin akan menjadi problem yang besar dan untuk melakukan pembetulan dibutuhkan rewiring ulang pada sistem.
Sesuatu penemuan baru untuk memodifikasi sistem kontrol ini agar lebih praktis dan sederhana sangat dibutuhkan. Pada akhir 1960 sampai akhir 1970 sebuah penelitian menghasilkan Penemuan besar dalam bidang otomatisasi yaitu Programable Logic Controller (PLC). PLC memberikan jalan yang termudah untuk memprogram ulang wiring (software) dari pada wiring ulang pada hardware sistem kontrol.
PLC yang dikembangkan pada masa tersebut masih terasa susah untuk digunakan oleh user, penulisan bahasanya tidak praktis, dan membutuhkan programer yang terlatih. Dan pada akhirnya PLC berangsur angsur berkembang menjadi sistem kendali yang berguna dan sangat canggih.
Pada saat sekarang PLC dapat menjalankan fungsi matematik yang komplek termasuk didalamnya numerical integration dan differentiation dan sekarang PLC dioperasikan oleh microprocessor dengan kecepatan tinggi dan terakhir PLC dapat menghandel input dan output secara terpisah. Sistem PLC yang sekarang dapat menerima dan menghasilkan sinyal analog dan arus yang mempunyai range yang lebar dari level tegangan dan sinyal pulsanya.
Pada dasarnya Programmable Logic Controller (PLC) itu merupakan suatu peralatan elektronika yang berbasis microprocessor, yang dirancang khusus untuk menggantikan kinerja peralatan – peralatan elektronik seperti counter, relay elektronik, timer dalam suatu proses pengendalian (controller).
PLC mempunyai kelebihan yang kemungkinan tidak dimiliki oleh peralatan kontrol konvensional yaitu bahwa PLC dapat bekerja pada industri dengan kondisi yang cukup berat, dengan tingkat polusi tinggi, fluktuasi temperatur antara 0° sampai 60° dan kelembaban relatif antara 0% sampai 95%.
Dibandingkan dengan sistem kendali konvensional, PLC mempunyai kelebihan antara lain :
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan – peralatan, mesin – mesin pada proses produksi diberbagai industri logam, perusahaan perakitan, industri semen, industri otomotif, pengolahan dikilang minyak, industri makanan dan minuman serta masih banyak di bidang industri lain asalkan industri tersebut memerlukan sistem pengendalian otomatis.
B. PRINSIP KERJA PLC
Prinsip kerja PLC secara singkat dapat ditunjukkan seperti pada gambar berikut :
Gambar 1. Diagram Blok Prinsip Kerja PLC
PLC dapat menerima data berupa sinyal analog dan digital dari komponen input device. Sinyal dari sinyal input device dapat berupa saklar-saklar, tombol tombol tekan, peralatan pengindera dan peralatan sejenisnya. PLC juga dapat menerima sinyal analog dari input device yang berupa potensiometer, putaran motor dan peralatan sejenisnya. Sinyal analog ini oleh modul masukan dirubah menjadi sinyal digital.
Central Processing Unit (CPU) mengolah sinyal digital yang masuk sesuai dengan program yang telah dimasukkan. Selanjutnya CPU mengambil keputusan – keputusan yang berupa sinyal dengan logika High (1) dan Low (0). Sinyal keluaran ini dapat langsung dihubungkan ke peralatan yang akan dikontrol atau dengan bantuan kontaktor untuk mengaktifkan peralatan yang akan dikontrol.
Bagian PLC pada prinsipnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), PM (Programming Memory), PD (Programming Device), modul masukan keluaran dan unit catu daya.
C. DIAGRAM KOORDINASI BAGIAN BAGIAN PLC
Gambar 1.2. Diagram Blok Koordiansi Bagian PLC
CENTRAL PROCESSING UNIT (CPU)
CPU berfungsi untuk mengambil instruksi dari memory, mendekodekannya dan kemudian mengeksekusi instruksi tersebut. Selama proses tersebut CPU akan menghasilkan sinyal kendali, mengalihkan data kebagian masukan atau keluaran dan sebaliknya, melakukan fungsi aritmatika dan logika juga mendeteksi sinyal luar CPU.
PROGRAMMING MEMORY (PM)
PM adalah bagian yang berfungsi untuk menyimpan instruksi, program dan data. Program pada PLC ini dapat dilakukan dengan cara mengetik pada papan ketik (Keyboard) yang sesuai dengan masing-masing PLC. Papan ketik ini sering juga disebut dengan Programming Device.
PROGRAMMING DEVICE (PD)
PD disebut juga Programming Device Terminal (PDT), adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengedit, masukkan, memodifikasi dan memantau program yang ada didalam memori PLC. Bagian – bagian dari PDT adalah monitor dan papan ketik (keyboard).
Dalam PLC ada tiga (3) jenis Programming Device yaitu :
MODUL INPUT / OUTPUT
Modul masukan atau keluaran adalah suatu peralatan atau perangkat elektronika yang berfungsi sebagai perantara atau penghubung (Interface) antara CPU dengan peralatan masukan / keluaran luar. Modul ini terpasang secara tidak permanen atau mudah untuk dilepas dan dipasang kembali ke dalam raknya.
Berdasarkan tegangan kerja yang digunakan oleh peralatan Masukan / keluaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Tegangan masukan / keluaran dari modul input device atau output device dapat dipilah tegangan 24 V DC atau 220 V DC sesuai dengan modul I/O yang digunakan.
|
0 komentar:
Posting Komentar