A. MELAMINE DALAM SUSU
Synonym : 2,4,6 - Triamino - 1,3,5 - triazine
: sym - Triaminotriazine
: sym
Melamin adalah zat kimia beracun yang biasa digunakan untuk pembuatan plastik, pupuk dan produk pembersih.
Cikal
bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo
Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang
disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah
keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Melamin merupakan suatu
polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia (polimerisasi) antara monomer
formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka sifat
toxic dari formaldehid akan hilang karena telah terlebur menjadi satu
senyawa, yakni melamin. Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada
perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan
dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya
adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu,
piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang
dihasilkan dari melamin. Peralatan makan yang terbuat dari melamin di
satu sisi menawarkan banyak kelebihan. Selain desain warna yang beragam
dan menarik, fungsinya juga lebih unggul dibanding peralatan makan lain
yang terbuat dari keramik, logam, atau kaca. Melamin lebih lebih ringan,
kuat, dan tak mudah pecah serta mudah dibersihkan. Harga peralatan
melamin pun relatif lebih murah dibanding yang terbuat dari keramik
misalnya.
Pada
salah satu produk susu bermerek dagang 'Sanlu' Merek produk susu
terkenal dicina diketemukan jejak tripolycyanamide yang dapat
menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Bayi-bayi yang mengkonsumsi susu
tersebut memperlihatkan gejala yang sama, sulit untuk mengeluarkan air
seni dan sering muntah-muntah. Kuat dugaan, bayi-bayi yang belum berusia
11 bulan tersebut mengidap kencing batu karena meminum susu formula
yang terkontaminasi melamine.
Pengaruh Melmain bagi kesehatan :
Melamin
merupakan senyawa polimer yang merupakan gabungan monomer formaldehide
(formalin) dan fenol yang apabila komponen penyusun melamin tersebut
dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman tetapi harus diwaspadai
seringkali dalam pembuatan melamin proses pencampurannya sering kali tak
terkontrol. Apabila komposisi antara formaldehide dengan fenol tidak
seimbang maka aka terjadi residu, yaitu monomer formaldehide atau fenol
yang tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer formaldehide inilah yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain
itu senyawa melamin rentan terhadap panas dan sinar ultravilet yang
dapat mendepolimerisasi melamin menjadi monomer formaldehide dan fenol.
Meski tahan di rentang suhu 120 derajat celcius sampai 30 derajat C di
bawah nol, tapi karena menyerap panas, melamin tak tahan dipapar panas
terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu
melamin tak bisa digunakan dalam microwave. Gesekan terhadap peralatan
melamin juga berpotensi melepaskan residu formaldehide yang terperangkap
sebelumnya. Sehingga meskipun kontrol pembuatan peralatan melamin
sudah baik masih menyimpan bahaya bagi kesehatan. Formaldehide
atau yang kita kenal sebagai formalin merupakan desinfektan yang sering
pula digunakan sebagai bahan pengawet mayat yang sangat mudah masuk ke
dalam tubuh lewat jalur oral/mulut, saluran pernafasan dan pembuluh
darah. Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi
sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel. Berdasarkan acuan
kesehatan di Inggris, paparan maksimumnya 2 ppm atau 2 mg/l. Sedangkan
Amerika Serikat (AS) menetapkan paparan maksimum untuk jangka panjang 1
ppm dan jangka pendek 2 ppm
*
Pengaruh akut/segera pada mereka yang teracuni formalin adalah gejala
iritasi dan alergi (mis: mata berair, kemerahan, mual, muntah, diare,
kencing campur darah, rasa terbakar, gatal, pusing bahkan bisa tidak
sadarkan diri).
* Pengaruh kronis dari keracunan formalin dapat mengakibatkan iritasi yang parah, kerusakan fungsi hati, ginjal, syaraf dan organ lainnya. Pada hewan coba formalin mempunyai efek karsinogenik (menyebabkan kanker/ keganasan), pada manusia diyakini akan menimbulkan efek serupa. Sebagai efek kronis, efek ini tidak tampak segera tapi baru muncul setelah terjadi akumulasi formalin karena konsumsi / terpapar cemaran formalin dalam jangka lama.
Bagi mereka yang menampakkan gejala akut keracunan formalin berikan pertolongan pertama dengan pemberian karbon aktif (norit), jangan rangsang untuk muntah karena bisa menyebabkan iritasi yang berat. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit.
Pencampuran melamin pada susu atau produk susu sungguh merupakan suatu kejahatan serius, selain mereka telah mengencerkan kandungan susu (dengan harapan keuntungan yang berlipat) juga membahayakan kesehatan para konsumen. Mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasi kasus ini dengan tepat dan kiranya masyarakat perlu diberikan penjelasan tentang kandungan berbahaya dari zat-zat lainnya bila bercampur dengan makanan.
* Pengaruh kronis dari keracunan formalin dapat mengakibatkan iritasi yang parah, kerusakan fungsi hati, ginjal, syaraf dan organ lainnya. Pada hewan coba formalin mempunyai efek karsinogenik (menyebabkan kanker/ keganasan), pada manusia diyakini akan menimbulkan efek serupa. Sebagai efek kronis, efek ini tidak tampak segera tapi baru muncul setelah terjadi akumulasi formalin karena konsumsi / terpapar cemaran formalin dalam jangka lama.
Bagi mereka yang menampakkan gejala akut keracunan formalin berikan pertolongan pertama dengan pemberian karbon aktif (norit), jangan rangsang untuk muntah karena bisa menyebabkan iritasi yang berat. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit.
Pencampuran melamin pada susu atau produk susu sungguh merupakan suatu kejahatan serius, selain mereka telah mengencerkan kandungan susu (dengan harapan keuntungan yang berlipat) juga membahayakan kesehatan para konsumen. Mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasi kasus ini dengan tepat dan kiranya masyarakat perlu diberikan penjelasan tentang kandungan berbahaya dari zat-zat lainnya bila bercampur dengan makanan.
ROMERLABS
telah melaunching test kit baru untuk uji kandungan melamine khusus
untuk sample Susu/Susu Powder yang disebut dengan AgraQuant® Melamine
Sensitive Assay. Test kit baru ini telah divalidasi untuk produk dairy
seperti susu, susu bubuk, yogurt dan minuman yogurt. Test kit baru ini
lebih sensitive daripada test kit sebelumnya dan dapat mendeteksi
kandungan melamin dalam susu, yogurt dan minuman yogurt 0.1-5.0 ppm, dan
dalam susu bubuk 0.5-25.0 ppm .
AgraQuant®
Melamine Sensitive Assay ini sangat sesuai dengan peraturan batasan
kandungan melamine dalam makanan yang ditetapkan badan internasional.
Standard batas kandungan Melamine :
Standard batas kandungan Melamine :
- European
Food Safety Agency (EFSA) dan U.S. Food and Drug Administration (FDA)
untuk batas kandungan melamin dalam produk makanan , selain makanan bayi
, adalah kurang dari 2.5 ppm
- Hong Kong untuk batasan maksimum konsentrasi melamin pada makanan bayi adalah 1 ppm dan makanan lain 2.5 ppm.
- FDA menetapkan batasan konsentrasi melamine yang terkonsumsi per hari yang dapat ditoleransi adalah 0.63 mg / kg berat badan.
PERBEDAAN Melamine Sensitive Assay (cat.no. COKAQ9400) dengan Melamine Assay (cat.no. COKAQ9300) adalah :
a. Melamine Sensitive Assay – telah tervalidasi untuk sample susu/susu bubuk, yogurt dan minuman yogurt.
Melamine Assay - lebih ditujukan untuk sample pakan hewan, pet food, wheat gluten walaupun bisa juga untuk susu.
2. b. Melamine Sensitive Assay – pengenceran hanya 5x untuk sample susu dan 25x untuk sample susu bubuk
MMelamine Assay – pengenceran 100x untuk sample susu dan 500x untuk sample susu bubuk.
3. c. Melamine
Sensitive Assay – prosedur penyiapan sample lebih cepat, karena tidak
perlu methanol dan inkubasi setelah penambahan susbtrat hanya 20 menit.
MeMelamine Assay – memerlukan methanol 60% dan inkubasi setelah penambahan substrat 30 menit.
4. d. Melamine Sensitive Assay – larutan standard yang digunakan 0 , 20, 100 dan 1000 ppb
MMelamine Assay – larutan standard yang digunakan 0,20,100 dan 500 ppb.
5. e. Melamine
Sensitive Assay – kisaran kuantifikasi untuk produk susu adalah 0,1 – 4
ppm dan untuk susu bubuk 0,5 – 25 ppm. Dan dapat mendeteksi sampai 8
ppb melamine dalam susu atau 150 ppb melamine dalam susu bubuk.
MMelamine Assay – kisaran kuantifikasi untuk produk susu adalah 2-50 ppm dan untuk susu bubuk 10-250 ppm.
Efek Melamin pada susu
Penyebab balita sakit.
Bila ditelusuri, sejak bulan Desember 2007, sebuah perusahaan susu di
Cina sudah menerima keluhan konsumen bahwa produk mereka membuat balita
sakit. Mereka lalu berupaya mencari tahu penyebabnya, dan pada Juni 2008
ditemukan kandungan melamin pada susu bubuk tersebut.
Melamin adalah bahan kimia berbasis organik yang biasanya digunakan sebagai bahan campuran plastik dan pupuk. Bahan kimia ini tak punya nilai nutrisi, tapi kaya nitrogen (N). Bila dilakukan analisa kadar protein berdasarkan unsur N, maka kadar protein susu yang dicampur melamin seolah lebih tinggi daripada kadar protein susu murni. Fakta tersebut mungkin menjadi alasan mengapa melamin ditambahkan ke dalam susu yang ditambah air, misalnya. Padahal, penggunaan melamin dengan tingkat konsentrasi tinggi pada susu bisa mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan.
Melamin adalah bahan kimia berbasis organik yang biasanya digunakan sebagai bahan campuran plastik dan pupuk. Bahan kimia ini tak punya nilai nutrisi, tapi kaya nitrogen (N). Bila dilakukan analisa kadar protein berdasarkan unsur N, maka kadar protein susu yang dicampur melamin seolah lebih tinggi daripada kadar protein susu murni. Fakta tersebut mungkin menjadi alasan mengapa melamin ditambahkan ke dalam susu yang ditambah air, misalnya. Padahal, penggunaan melamin dengan tingkat konsentrasi tinggi pada susu bisa mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan.
Menindaklanjuti temuan itu, perusahaan Cina tersebut kemudian menarik sekitar 700 ton susu formula dari pasaran pada pertengahan September lalu. Agak terlambat memang, karena Departemen Kesehatan Cina lalu mengumumkan bahwa produk susu yang mengandung melamin ini telah menyebabkan empat bayi meninggal, dan puluhan ribu lainnya jatuh sakit. Mereka yang dirawat umumnya mengalami kerusakan pada ginjal karena terbentuknya batu ginjal yang menyumbat saluran kencing.
Tak cuma susu. Bagaimana di Indonesia? Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Husniah Rubiana Thamrin seperti yang ditulis Koran Tempo (24/9/2008), memastikan tak ada susu buatan Cina untuk bayi yang beredar di Indonesia. Selain itu, pihak BPOM telah memantau peredaran produk susu dari Cina di dalam negeri sejak tangal 18 September lalu.
Namun, BPOM melakukan penarikan 28 jenis makanan berbagai merek karena menggunakan bahan baku susu asal Cina.
Jenis makanan yang dilarang beredar itu antara lain es krim, biskuit dan permen, yang bisa jadi merupakan makanan favorit balita Anda. Direktur Southeast Asian Food Agriculture and Science Technology (SEAFAST) IPB, Bogor, Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, mengajak kita sebagai konsumen untuk hati-hati dan tetap tenang. Bila hendak membeli produk makanan/minuman impor, pastikan sudah ditandai kode nomor regritasi BPOM dengan nomor ML, dan produk dalam negeri dengan nomor MD.
Jika MD, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir.Untuk menambah keyakinan keamanan pangannya, bisa langsung menghubungi BPOM (021-4263333) atau industri yang memproduksi makanan/minuman tersebut. Tanyakan status produk tersebut. Jangan membeli dan mengonsumsi produk yang tidak terdaftar di BPOM.
Namun, penelitian YLKI mengingatkan kita untuk lebih cermat dan bijak. Sebab, ada yang berharga murah tapi terbuat dari bahan yang membahayakan kesehatan.
Bagaimana tidak tergiur pada perlengkapan makan berbahan melamin kalau harganya sangat murah? Bayangkan, produk melamin dari segala jenis dan ukuran hanya dihargai Rp 10.000,- untuk 3-4 buah. Bahkan di sejumlah hypermarket dan pusat grosir ditawarkan kiloan dengan patokan sekitar Rp 25.000,-/kg. Sebaliknya, melamin lokal (bermerek Golden Dragon, Hoover, Onyx, Vanda) berupa sendok, gelas, cangkir, piring, pinggan sampai mangkuk besar kisaran harganya Rp 2.000,- — Rp 40.000,-.
Tak heran jika produk melamin murah itu makin mudah dijumpai dalam keseharian. Penjaja bakso, warung makan, sampai usaha jasa boga beranggaran rendah dengan senang hati mulai mengganti perangkat makan dari beling dan gelas dengan perlengkapan yang mengurangi risiko rugi karena pecah ini. Produsen makanan siap saji dari kacang kulit sampai biskuit bubur bayi pun menyertakan perlengkapan makan dari melamin murah itu dalam kemasan sebagai hadiah, pemikat calon pembeli.
Namun, uji produk melamin yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerja sama dengan jurusan Kimia FMIPA, Universitas Indonesia terhadap 10 jenis merek (empat lokal, enam impor) menunjukkan, tak semuanya memenuhi food grade. Artinya, ada di antara produk-produk tadi yang mengandung zat berbahaya atau beracun dan bisa berpindah ke makanan akibat proses pengolahan makanan. Misalnya, dipakai untuk menyimpan sayur panas.
Melamin menyebabkan kanker
Pencetus kanker
* Zat berbahaya itu formaldehid namanya. Dalam kadar tinggi bahan ini akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan acuan kesehatan di Inggris, paparan maksimumnya 2 ppm
atau 2 mg/l. Sedangkan Amerika Serikat (AS) menetapkan paparan maksimum
untuk jangka panjang 1 ppm dan jangka pendek 2 ppm.
Penelitian laboratorium selama dua tahun oleh Chemical Industry
Institute of Toxicology yang dimulal tahun 1979 menunjukkan, kontak
dengan formaldehid menyebabkan kanker hidung pada tikus. Penelitian ini
didukung oleh 36 perusahaan kimia di AS. Tahun 1987 Environmental
Protection Agency (EPA) AS menggolongkan formaldehid sebagai zat yang
mungkin memicu kanker.
Beberapa penelitian juga membuktikan, pekerja yang terpapar
formaldehid berisiko terserang kanker lebih besar beberapa kali, apalagi
jika berlangsung terus-menerus. AS kemudian secara tegas menyatakan,
formaldehid sebagai pencetus kanker bagi manusia. Uap formaldehid memicu
radang pada mata (perih), hidung, saluran pernapasan atas, batuk,
bronkitis, pneumonia, dan asma.
Kulit yang terpapar formaldehid akan perih dan kemerahan seperti
terbakar. Bila air yang terkontaminasi formaldehid terhirup atau
tertelan akan menyebabkan sakit mendalam, luka bernanah, dan pembusukan
pada selaput lendir tubuh (misalnya pada pipi bagian dalam dan bibir).
Gejala keracunan dapat ditandai dengan muntah-muntah, pusing, dan hilang
kesadaran. Kematian bisa terjadi bila formaldehid terminum sampai kadar
30 mg/l.
Pertanyaannya, dari mana datangnya formaldehid ?
Untuk menjawabnya mari kita tengok ke belakang ketika pada 1907 ahli
kimia Belgia, Leo Hendrik Baekeland, menemukan plastik buatan (sintetis)
pertama yang disebut bakelite. Inilah cikal bakal melamin yang awalnya
digunakan sebagai bahan dasar pesawat telepon generasi pertama.
Kemudian senyawa ini dikembangkan dan diterapkan untuk industri perlengkapan rumah tangga, termasuk perangkat makan.
Pada 1930 – 1940-an, perusahaan-perusahaan di AS macam Cyanamid,
Ciba, dan Henkel mengembangkan senyawa ini untuk industri tekstil
sebagai bahan pengisi dan perekat. Keunggulannya berupa kejernihan,
stabil terhadap panas, cahaya, bahan kimia, goresan, bahkan api !
Faktor inilah yang membuat melamin formaldehid makin luas digunakan
pada tahun-tahun awal pasca-Perang Dunia 11. Antara lain digunakan pada
industri kayu lapis untuk memperkuat dan mempercantik produk-produknya.
Lokal asli
Jadi, memang dari sononya formaldehid sudah nebeng di melamin.
Menurut Bambang Ariwahjoedi, pengajar pada FMIPA ITB, melamin merupakan
persenyawaan (polimerisasi) kimia antara monomer formaldehid dan monomer
fenol. Bila kedua senyawa bergabung, sifat racun formaldehid akan
hilang karena terlebur menjadi satu senyawa, yaitu melamin.
Formaldehid dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena
depolimerisasi. Akibat proses ini, formaldehid terlepas menjadi monomer
yang bersifat racun. Pemicunya bisa berupa paparan panas, sinar
ultraviolet, gesekan, dan tergerusnya permukaan melamin hingga partikel
formaldehid terlepas.
Meski tahan di rentang suhu 120 derajat celcius sampai 30 derajat C
di bawah nol, tapi karena menyerap panas, melamin tak tahan dipapar
panas terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh
sebab itu melamin tak bisa digunakan dalam microwave.
Persoalan lain, dalam persenyawaan yang kurang sempurna dapat terjadi
residu. Sisa formaldehid dan fenol yang tak bersenyawa itu akan
terjebak dalam materi melamin. Formaldehid yang terjebak inilah yang
bisa mengancam kesehatan bila masuk ke tubuh manusia.
Dari uji produk melamin, melamin lokal dan impor dari Cina mempunyai
senyawa berbeda. Melamin lokal terbuat dari melamin asli, sementara yang
impor terbuat dari bahan bukan melamin, salah satunya urea formaldehid.
Kedua senyawa ini dibentuk oleh reaksi polimerisasi yang menghasilkan
fenol.
Senyawa melamin dan urea berasal dan hasil reaksi formaldehid dengan
senyawa amino yang mengandung kelompok senyawa NH2. Susunan kimianya
sangat berbeda. Melamin punya struktur rantai lingkaran sehingga lebih
stabil. Ikatan kimia urea formaldehid berupa rantai lurus, makanya
pelepasan formaldehid lebih mudah. Urea formaldehid hanya tahan sampai
suhu 62 derajat celcius hingga lebih mudah pecah atau berubah bentuk
pada perlakuan suhu ekstrem. Urea yang dipanaskan akan menghasilkan
formaldehid yang kadar pencemarnya tergantung pada seberapa kuat ikatan
bahannya serta tingkat proses yang dijalankan produsen.
Untuk menguji kadar formaldehid pada beberapa produk berbahan melamin, YLKI melakukan dengan beberapa cara.
Pertama, uji rebus. Produk melamin direbus dalam 2 l air selama 30
menit dalam panci tertutup berlubang kecil untuk menghindari tekanan.
Ini untuk memperbandingkan dengan kebiasaan konsumen menggunakan wadah
itu bagi air mendidih, misalnya menyeduh teh, kopi, atau sebagai wadah
bakso kuah dan sup panas yang biasa disantap selama 15 – 30 menit. Juga
untuk menguji penggunaan berulang dengan air mendidih.
Kedua, uji kadar formaldehid dengan Pharmacopoeia Standard (Baku Mutu
Farmakop). Hasilnya, seperti yang terungkap dalam Warta Konsumen,
September 2004, enam merek melamin impor Cina ternyata berkadar
formaldehid tinggi, 4,76 – 9,22 mg/l. Sementara merek lokal (Onyx,
Golden Dragon, Vanda, Hoover) berkadar kurang dan 0,05 mg/l.
Safe yang tidak aman
* Dari pengujian pula, YLKI mewanti-wanti untuk hati-hati dengan melamin impor dari Cina yang mencantumkan label aman.
Misalnya, pada mug bertutup merek W Melamin CH 13 tercantum label
heat safe. Saat diuji di laboratorium, hasilnya ternyata bertolak
belakang.
Hal semacam ini bisa menyesatkan konsumen yang mempunyai bayi dan
biasa menyucihamakan wadah makanan bayi dengan cara direbus. Maunya
aman, tapi justru berbahaya. Kandungan formaldehid dari mug yang direbus
30 menit ini sangat tinggi (8,82 mg/l).
Agar tak waswas, kita bisa melakukan uji sederhana untuk memastikan
apakah perangkat makan melamin kita asli atau tak memenuhi food grade.
Pertama, uji bakar sederhana. Bakarlah ujung melamin dengan lilin
selama 20 detik. Jika tercium gas formaldehid yang menyengat, berarti
tidak memenuhi food grade. Pada melamin asli hanya tampak gosong tanpa
bau formaldehid.
Kedua, uji rebus selama 30 menit sampai satu jam. Melamin palsu
(dalam hal ini impor dari Cina) akan berubah bentuk, meliuk, bahkan
rapuh dan mencair. Uap rebusannya pun menyebabkan mata perih, batuk, dan
mual.
Walau sekilas sama, secara fisik kita bisa membedakan melamin asli
dan palsu. Melamin asli lebih tebal dan berat dibandingkan dengan
melamin palsu yang lebih terkesan sebagai plastik. Bila sesama melamin
asli dibenturkan, bunyi yang terdengar akan lebih “tebal” dibandingkan
dengan pembenturan antarmelamin palsu. Permukaan melamin asli lebih
licin dan berkilau, sedangkan yang palsu mudah ternoda oleh pangan
berwarna (misalnya, teh atau kopi) hingga warnanya lebih gelap. Walau
lama-kelamaan akan kusam juga, melamin asli lebih stabil ketimbang yang
palsu.
Dengan perlakuan dan perawatan benar, perlengkapan makan melamin bisa
layak digunakan 6 – 10 tahun. “Ini laporan dari salah satu konsumen,”
tutur Dedi Cahyadi, asisten manajer Research and Development Onyx Design
yang mulai berproduksi sejak 1988.
Agar perlengkapan melamin awet, cucilah segera setelah dipakai. Tak
masalah apakah menggunakan pembersih sabun cair atau sabun colek. Yang
penting, jangan digosok kasar. Gunakan spons halus dan hindari
penggunaan sabut kelapa, abu gosok, apalagi bahan penggosok dari logam
yang mulai ditawarkan di pasaran.
Kapan sebaiknya peralatan makanan dari melamin ini diafkir ?
Perhatikan permukaannya. Bila mulai banyak ternoda, berubah warna
karena pengaruh atau minuman makanan macam teh, kopi, makanan asam yang
lebih mudah terserap, juga bila mulai kusam dan tergores-gores,
sebaiknya pensiunkan saja. Selain mempertimbangkan keamanan bagi
kesehatan, tentu tak elok lagi dipandang. Selera makan mungkin ikut
berkurang. Bekas peralatan makan kita ini masih bisa dimanfaatkan
sebagai tatakan pot, misalnya. (Kompas)
0 komentar:
Posting Komentar