Mikroorganisme
sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorbsiatnupun
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme karena zat warna mengadsorbsi dan
membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan lingkungannya
ditingkatkan.
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensial yang bayak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi guna pencirian don identifiknsi bakteri. Pewarnaan gram memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram positif dam Gram negatif. Bakteri Gram positif berwarna ungu karena bnkteri tersebut mengiknt kompleks zat warna kristal ungu-iodium, sednngkan bakteri Gram negntif berwnrna merah karena mengikat zat warna sekunder yang berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur dinding sel bakteri don perbedaan kandungan asam ribonukleat antnara bakteri Gram positif don Gram negatif.
Pewarnaan dengan zat warna yang mengandung yodium menyebabkan amilopektin berwarna biru atau keunguan, sedangkan glikogen berwarna merah kecoklatan atau merah keunguan. Dengan melakukan pewarnaan sangat memungkinkan kita untuk melihat bakteri dengan jelas, tetapi tidak dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda dengan morfologi yang soma.
Bakteri
memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokos, dan spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa
macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil,
dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri
berbentuk kotak), diplokokus, sampai sthapylococcus (bentukknya mirip
buah anggur). Khusus pada spiral hanya di bagi dua yaitu setengah
melengkung dan tidak melengkung. Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan
warna merah dan ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan pewarnaan
ungu sedangkan yang positif berwarna merah (textbook, 2008). Hal ini
bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat di
identifikasi dengan mudah, selain itu, ada endospora adalah organism
yang dibentuk dalam kondisi yang stress karena kurang nutrisi, yang
memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut dilingkungan sampai kondisi
menjadi baik (ncbi, 2008).
Teknik
pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan
kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram negative
sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan agar
mengetahui jalanya mekanisme pewarnaan gram. Pewarnaan Gram atau metode
Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas
yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat
pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat),
dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air
fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun
1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumonia. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif (berwarna ungu/biru) dan bakteri
Gram negatif (berwarna merah).
Perbedaan
dua kelompok bakteri ini didasarkan pada kemampuan sel menahan
(mengikat) warna ungu dari kristal violet selama proses dekolorisasi
oleh alkohol. Bakteri gram positif tidak mengalami dekolorisasi karena
tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada tahap akhir pengecatan
tidak terwarnai safranin. Bakteri gram negatif mengalami dekolorisasi
oleh alkohol dan pada tahap akhir pengecatan terwarnai menjadi merah
oleh safranin.
Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp
Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus
Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar
zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan
dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang
umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada
saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif
memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah
pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru.
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu
dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak
ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek.
Menurut Pelzar et al (2005), macam-macam pewarnaan antara lain pewarnaan sederhana yaitu dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis yang sudah di fiksasi. Pewarnaan differentsial yaitu prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba dari pewarnaan gram adalah teknik pewarnaan differensial digunakan untuk bakteri.
Menurut Pratiwi (2009), stain merupakan gram-gram yang tersusun atas ion positif dan negative, yang salah satunya berwarna dan disebut kromofor (chromofor). Pewarnaan pada dasarnya adalah prosdur mewarnai mikroorganisme dengan menggunakan zat warna yang dapat menonjolkan strktur tertentu dari mikroorganisme yang ingin kita amati. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna krisktal violet dan karenanya akan tampak bewarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun bakteri gram negates akan kehilangan zat Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat warna air tochsin atau safranin akan tampak merah. Perbedaan warna ini disebabkan olh perbedaan struktur kimiawi dinding selnya.(wapedia,2010)
Adakala suatu perlu diwarnai dua kali setelah zat warna yang pertama (ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alkohol, kemudian ditumpangi dngan zat warna yang berlainan, yaitu dngan zat warna merah. Jika sediaan itu kemudian kita cuci dengan air lau dengan alkohol maka dua kemungkinan dapat terjadi. Pertama, zat tambahan terhapus, sehingga yang tampak ialah zat warna asli (ungu). Dalam hal ini sediaan (bakteri) kita sebut gram positif. Kedua zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Dalam hal ini sediaan (bakteri) jika kita katakana gram negatif (Dwioseputro, 1984)
Zat
warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan
negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan
bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna
berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan
bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan
basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka
disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka
disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue,
safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya
adalah Cl-, SO4 -, CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai
sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel
sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagianbagian inti sel.
Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi,
peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat
warna penutup. Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan
bakteri gram negatif berwarna merah.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
1. Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
2. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
3. Zat
warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali
sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri
yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi 2 kelompok, salah
satu di antaranya, bakteri gram positif yang mempertahankan zat warna
ungu Kristal dan karenanya tampak ungu tua. Kelompok yang lain, bakteri
gram negatif, kehilangan ungu Kristal ketika dicucci dengan alkohol dan
waktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin, tampak
bewarna merah (Zubaidah,2006).
Bakteri
Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri
ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pemberian
kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu
muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri
adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri.
Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negative mengandung
lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian
alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan
terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.
Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi
berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram
positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori –
pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga
pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Stuktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu :
1. Struktur dasar (dimiliki hamper semua jenis bakteri )
Meliputi : dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribasom, DNA, dan granula penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagellum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora
Sthaplyococcus
adalah bakteri gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada yang
berkoloni dan berbentuk seperti buah anggur. Pada tahun 1884, Rosenbach
menjelaskan ada dua jenis warna staphlycoccus yaitu : sthapylococcus
aureus yang berwarna kuning dan sthapylococcus albus yang berwarna
putih. Beberapa karateristik yang dimiliki sthapylococcus aureus
diantaranya hemolytic pada darah segar, catalase-oxidase-positif dan
negatif, dapat tumbuh paa suhu erkisar antara 15 sampai 45 derajat dan
lingkungan NaCl padakonsentrasi tinggi hingga 15 persen dan menghasilkan
enzim coagulase. Selin itu, biasanya s. aeureus merupakan pathogen
seperti bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang
paru-paru, radang kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran
kencing osteomyelitis dan endocarditis) serta menyebabkan keracunan
makanan yaitu dengan melepaskan enterotoxins menjadi makanan sehingga
menjadi toksik dengan melepaskan super antigens ke dalam aliran darah
(kenneath, 2008)
Menurut
kenneath (2008), Escherichia coli termasuk dalam family
Enterobacteraceae yang termasuk gram negative dan berbentuk batangyang
fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia,
yaitu membatu sistem pencernaan manusia dan melindunginya darbakteri
pantogen, akn tetap pada strain baru dari e. coli merupakan pathogen
berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan
serta hemolitik uremic ( hus). Peranan yanag menguntungkan adalah dapat
dijadikan percobaan limbah di air, indicator pada percemaraan air serta
mendeteksi patoge pada feses manusia yang disebabkan oleh salmonella
typi.( mikrolibrary, 2008). Endospora adalah organism yang dibentuk
dalam kondisi yang stress dan kurang nutrisi, yang memiliki kemunginan
untuk tetap berlanjut dilingkungan sampai kondisi menjadi baik (ncbi,
2008).
Sifat
bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai
antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
- lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
- Peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
- Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding
selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50%
berat ringan. Mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding
sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul,
flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora
Pewarnaan gram:
a.Bakteri gram positif
Bakteri ini mengandung peptidoglikan
yang tebal dan banyak asam teikoik yang saling berikatan silang sehingga
bakteri ini akan tahan terhadap dekolorisasi oleh alcohol(menyerap warna dasar
yaitu kristal violet).Bakteri akan bewarna ungu.
b.Bakteri gram negatif
Bakteri yang mengandung lapisan
peptidoglikan yang tipis.Bakteri membiarkan warna kristal violet tercuci dengan
zat dekolorisasi seperti alcohol atau aseton.Bakteri akan bewarna merah/pink.
Pewarnaan gram menggunakan 4 macam zat warna
yaitu:
1.Kristal violet
Zat warna primer ini digunakan pada tahap pertama dan akan mewarnai semua
sel bakteri menjadi warana ungu.
2.Lugol(larutan mordan)
Reagen ini berguna sebagi mordan,yaitu suatu substansi yang akan
meningkatkan afinitas sel bakteri terhadap zat warna dengan cara berikatan
dengan zat warna primer sehingga membentuk kompleks yang tidak larut.
3.Alkohol
Reagen ini merupakan reagen dekolorisasi.Kerja reagen ini ditentukan oleh
konsentrasi lipid dan ketebalan lapisa peptidoglikan pada dinding sel
bakteri.Pada bakteri gram negative,alcohol akan melarutkan lipid pada lapisan
luar dinding sel.Dan karena lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri gram
negative tipis, maka kompleks kristal/gentian violet dengan lugol akan mudah
terlepas sehingga sel bakteri gram negative menjadi tidak bewarna kembali.Pada
bakteri gram positive,lapisan peptidoglikannya lebih tebal sehingga kompleks
zat warna primer + lugolakan sulit terlepas dan sel bakteri akan tetap bewarna
ungu.
4.Air fuchsin atau
safranin sebagai counterstain
Zat warna ini akan mewarnai sel
bakteri yang sudah tidak bewarna akibat proses dekolorisasi tadi menjadi
terwarna merah.Karena hanya sel bakteri gram negative yang mengalami
dekolorisasi,maka golongan bakteri ini akan mengabsorbsi counterstain ini
sedangkan sel bakteri gram positive akan tetap bewarna ungu(sesuai zat primer).
METODE PENELITIAN
1.Waktu dan Tempat
Praktikum”PEWARNAAN
GRAM”dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas RIAU pada hari selasa 30 Juni
2009 pukul 09.00-14.30 WIB.
2. Cara Kerja
-Pertama-tama
mempersiapkan bahan dan alat terlebih dahulu yaitu:
a.Alat :kaca
objek,pena/spidol permanen,jarum ose,mikroskop
b.Bahan :Biakan bakteri E.Coli dan S.Aureus
· Pewarna dasar : kristal violet
· Larutan pengikat warna dasar: Larutan Iodin
· Larutan pencuci warna dasar : Alkohol
· Pewarna pembanding : Lar. Safranin
-Lalu,bersihkan
dua buah kaca objek untuk tempat masing-masing bakteri
-Setelah
bersih,keringkan.Apabila sudah kering,beri tanda lingkaran ditengah kedua kaca
objek
-Tetesi aquades
didalam area lingkaran tersebut
-Lalu ambil
masing-masing bakteri dari tempat biakannya dengan menggunakan jarum ose yang
telah dipanaskan
-Setelah
diambil,oleskan pada aquades yang terdapat pada masing-masin kaca objek
- Lalu teteskan
larutan kristal violet pada apusan dan biarkan selama 30-60 detik
-cuci warna dasar
dengan air mengalir, keringkan
-teteskan larutan
iodin, biarkan selama 30 detik
-cuci larutan
iodin dengan air mengalir, keringkan
-rendam atau
basuh dengan alkohol selama 30 detik
-teteskan larutan
safranin, biarkan selama 30 detik
-cuci dengan air
mengalir, lalu keringkan
-amati dengan
mikroskop
-gambar bentuk
morfologi
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Staphylococcus aureus(400 x)
Staphylococcus
aereus pada pewarnaan gram diketahui berwarna ungu sehingga termasuk bakteri
gram positif. Staphylacoccus aereus adalah gram positif yang berbentuk kokus
atau lingkaran seperti sterik dengan diameter sel mencapai 1 µm, dan koloninya
seperti buah anggur.
Klasifikasi
Staphylococcus (Rosenbach. 1884):
Kingdom :
Bacteria
Phylum :
Firmicutes
Class : Cocci
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
2.Escherichia coli (1000 x)
Berdasarkan hasil
pengamatan bakteri Eschericia coli. Berbentuk basil (batang) yang pendek.
Bakteri tersebut pada saat diwarnai menunjukkan warna merah. Koloninya tersusun
seperti rantai memanjang.Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli
termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan
berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam
usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari
bakteri patogen.
Klasifikasi E.
Coli (Migula. 1895):
Kingdom :
Bacteria
Phylum :
Proteobacteria
Class : Gamma
Proteobacteria
Order :
Enterobacteriales
Family :
Enterobacteriaceae
Genus :
Escherichia
Species : E. coli
0 komentar:
Posting Komentar